Search This Blog

Friday, October 29, 2010

INTERPRETASI FOTO UDARA

INTERPRETASI FOTO UDARA

A. Pengertian Interpretasi
Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menilai obyek pada citra tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip interpretasi.
Interpretasi biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan. Interpretasi akan dilakukan berdasarkan kajian dari obyek-obyek yang tampak pada foto udara. Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan pengalaman penafsir, kondisi obyek yang diinterpretasi dan kualitas foto yang digunakan. Seseorang dalam menginterpretasikan foto udara memerlukan pertimbangan pada karakteristik dasar citra foto udara.
Image and video hosting by
 TinyPic
contoh foto udara
B. Kunci Interpretasi
Dengan karakteristik dasar citra foto dapat membantu serta membedakan penafsiran obyek-obyek yang tampak pada foto udara. Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto atau dikenal dengan 7 kunci interpretasi :
1. Bentuk
Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu obyek individual. Bentuk merupakan factor yang penting dalam pengenalan obyek citra foto.
2. Ukuran
Ukuran obyek pada foto akan bervariasi sesuai dengan skala foto. Obyek dapat disalah tafsirkan apabila ukurannya tidak dinilai/dihitung dengan cermat.
3. Pola
Pola berkaitan susunan keruangan obyek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau keterkaitan merupakan karakteristik bayak obyek, baik alamiah maupun buatan manusia. Dengan mempelajari pola obyek, penafsir dapat mengenali obyek apa yang terdapat dapa foto udara tsb.
4. Rona
Rona mencerminkan warna atau tingkat kualitas kecerahan/kegelapan gambar obyek pada foto udara. Unsu ini berkaitan dengan pantulan sinar oleh obyek.
5. Bayangan
Bayangan merupakan unsur penting bagi penafsir karena bentuk dan kerangka bayangan menghasilkan suatu profil pandangan obyek yang dapat membantu dalam menginterpretasikan suatu obyek.
6. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas pada foto udara. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual.
7. Lokasi
Lokasi obyek dalam interpretasi berhubungan dengan kenampakan obyek tersebut ditempat/lokasi tertentu.
Oleh: ilmyaku | Maret 19, 2010

Indonesia From Google Earth

1. Asal mula Cerita Rara Jonggrang
Image and video hosting by 
TinyPic
2. Monas alias monumen nasional
Image and video hosting by
 TinyPic
3. Hutan hujan tropis di Kalimantan
Image and video hosting by
 TinyPic
tapi gara2 penebangan liar jadi gundul deh…
Image and video hosting by
 TinyPic
4. Candi Borobudur Keren…
Image and video hosting by
 TinyPic
5.Pantai Kuta, Bunaken, Danau toba
>> Pantai Kuta diliat atas bersih bngt.. ga tau aslinya..
Image and video hosting by
 TinyPic
>> nih pulau Bunaken di Sulawesi Utara…
Image and video hosting by
 TinyPic
>> Pulau samosir ternyata gede euy…
Image and video hosting by 
TinyPic
6. Gunung Bromo
jadi pengin ke Bromo lagi neh… Kapan2 G9 kesana satu angkatan ya….
Image and video hosting by 
TinyPic
7. Lumpur Lapindo
hehe dekat rumahku nih… waktu kecil dulu sering diajak ortu dolan ke Desa Jatirejo, eh tp sekarang desanya dah tenggelam oleh lumpur, hiks…
Image and video hosting by 
TinyPic
8. Pegunungan Jaya Wijaya – Papua
Kapan ya bisa naik ke PUNCAK JAYA dengan lapisan es abadi-nya yg melegenda, tp sayang gara2 global warming semakin menyusut es-nya
Image and video hosting by 
TinyPic
9. Bandara Soekarno Hatta
lucu ya, kayak apa gitu…
Image and video hosting by
 TinyPic
10. Sepuluh Nopember Institut of Technology – Surabaya
Almamaterku yang kucinta…
Image and video hosting by
 TinyPic
Image and video hosting by
 TinyPic
graha ITS, kompleks D3 FTI dan PENS
Image and video hosting by 
TinyPic
Kompleks FTSP, wah… gedung GEOMTIKAnya masih belom dibangun ya…
Image and video hosting by
 TinyPic
Rektorat, Perpus, FTK
Image and video hosting by 
TinyPic
FTI dan FMIPA
Image and video hosting by 
TinyPic
Stadion + perumdos
Image and video hosting by
 TinyPic
ITS masih punya sawah lho…
Image and video hosting by 
TinyPic
11. Desaku yang permai
KANDANGAN NEVER ENDING
Image and video hosting by 
TinyPic
Image and video hosting by
 TinyPic
HOME SWEET HOME
Image and video hosting by 
TinyPic
Image and video hosting by 
TinyPic
1.Pendahuluan
Lumpur Sidoarjo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 27 Mei 2006. Semburan lumpur panas yang telah berlangsung selama hamper 4 tahun ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Mekanisasi dari kejadian ini sampai sekarang masih kontradiktif antara kelalaian manusia dan gejala alam. Sampai kapan luapan lumpur akan terjadi masih menjadi tanda tanya.
Image and video hosting by
 TinyPic
2.Fenomena Land Subsidence di Porong Sidoarjo
Land subsidence didefinisikan sebagai penurunan muka tanah sebagai fungsi dari waktu yang diakibatkan oleh banyak faktor, seperti pengambilan air tanah yang berlebihan (groundwater over exploitation), keluarnya gas dan lumpur secara massive dari dalam tanah ke permukaan, penurunan karena beban bangunan, penurunan karena adanya konsolidasi alamiah dari lapisan-lapisan tanah, serta penurunan karena gaya-gaya tektonik. Land subsidence atau penurunan tanah telah di deteksi terjadi di Porong Sidoarjo. Seperti diketahui di daerah Porong Sidoarjo, tepatnya di daerah eksplorasi migas yang dikelola PT Lapindo, telah terjadi luapan lumpur panas dari bawah permukaan dengan volume yang besar dan terus berlangsung sampai saat ini. Efek dari keluarnya gas dan lumpur tersebut, seperti telah dijelaskan diatas berdampak bagi terjadinya land subsidence.
Image and video hosting by
 TinyPic
3.Teknik Pemantauan Land Subsidence di Porong Sidoarjo Dengan GPS
GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan pada pengamatan satelit-satelit Global Positioning System [Abidin, 2000; Hofmann-Wellenhof et al., 1997]. Prinsip studi penurunah tanah dengan metode survei GPS yaitu dengan menempatkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara periodik atau kontinyu untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei GPS. Dengan mempelajari pola dan kecepatan perubahan koordinat dari titik-titik tersebut dari survei yang satu ke survei berikutnya atau hasil data kontinyu, maka karakteristik penurunan tanah (land subsidence) akan dapat dihitung dan dipelajari lebih lanjut.
Gambar di bawah ini merupakan perangkat receiver GPS yang dipasang di beberapa titik pengamatan. Titik-titik tersebut merepresentasikan penurunan tanah karena titik-titik tersebut berada di daerah yang diduga mengalami penurunan tanah.
Image and video hosting by
 TinyPic
4.Data dan Informasi Hasil Pengamatan Dengan GPS
Menurut catatan terakhir daerah yang mengalami land subsidence secara signifikan di sekitar wilayah Porong telah mencapai radius sekitar 3 kilometer persegi dari pusat semburan lumpur panas. Rumah-rumah di sekitar jalan raya Porong banyak yang mengalami retak retak sebagai konsekuensi dari land subsidence. Belum dapat dipastikan kapan land subsidence akan berhenti seperti halnya lumpur panas yang terus muncul ke permukaan.
Dari pengamatan GPS diperoleh data pola dan kecepatan perubahan koordinat dari titik-titik yang diamati. Dari hasil pengolahan data survey GPS diperoleh informasi mengenai adanya penurunan tanah di wilayah Porong, dimana daerah di sekitar pusat semburan merupakan wilayah yang cukup signifikan terjadi penurunan tanah. Informasi dari nilai atau besaran land subsidence sebaiknya diketahui setiap waktu.  Hal ini akan bermanfaat dalam hal pembangunan infrastruktur di sekitar wilayah semburan lumpur panas Lapindo Porong Sidoarjo.  Sebagai contoh informasi land subsidence dapat digunakan sebagai dasar penempatan jalur baru pipa Pertamina, kemudian juga dapat dijadikan acuan dalam merancang jalur kereta api yang baru atau jalur jalan TOL yang baru.

1 comment: